REFILSEP
III
Bisakah
kita mengetahui filsafat seseorang itu seperti apa?
Tidak ada seorang filsuf
yang mengaku bahwa dirinya filsuf. Contohnya Immanuel Kant adalah seorang rasionalism,
empirisism, transcendentalism, dan seterusnya, tergantung pada karya-karyanya. Rene
Descartes bisa seorang rasionalism karena mengandalkan rasio, tetapi juga
seorang sceptisism karena memperoleh pengetahuan melalui keragu-raguan, dan
seterusnya. Tidaklah seorang di dunia ini yang mengaku bahwa ia telah menguasai
filsafat.
Bagaimana
peran filsafat terhadap ilmu yang lainnya?
Semua yang ada dan yang
mungkin ada pasti mempunyai hakekatnya sendiri-sendiri. Sehingga setiap ilmupun
pasti mempunyai hubungan dengan filsafat.
Mengapa
matematika bukan ilmu?
Menurut Immanuel Kant, ilmu
terdiri dari dua hal, yaitu logika dan pengalaman. Keduanya saling bersinergi
dan saling menyokong. Pikiran harus disertai dengan pengalaman, dan pengalaman
harus disertai dengan pemikiran. Dalam matematika, kebanyakan hanya berpikir
saja, tanpa melakukan banyak pengalaman. Sehingga matematika itu barulah
separuh ilmu. Ilmu yang kokoh atau ilmu yang seutuhnya adalah yang menggunakan
logika dan pengalaman dalam memperoleh ilmu tersebut. Berfilsafat adalah
kemampuan menjelaskan, menerangkang, berpikir logika dalam menjelaskan pengalaman.
Berfilsafat itu melihat secara keseluruhan, mengambil satu titik yang mewakili
keseluruhannya menggunakan metode reduksionisme.
Apakah
kita bisa mengukur kemampuan berfilsafat?
Berfilsafat sesuai dengan
dimensinya. Setiap dimensi mempunyai
bahasanya masing-masing. Berfilsafat itu sangat halus dan sangat lembut. Seseorang
tak bisa diukur filsafatnya, tak ada yang mampu mengetahui bahwa ia telah
memahami filsafat.
Diperoleh
dari mana istilah-istilah dalam filsafat?
Istilah-istilah dalam
filsafat diperoleh dari semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Belajar filsafat
adalah sopan dan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada. Sopan dan
santun bisa diraih dengan mengerti dan memahami apa yang kita pelajari. Membacalah,
karena dengan membaca kita telah mengadakan yang mungkin ada. Dalam menuntut
ilmu, kenakanlah substansi dalam berfilsafat.
Apakah
hukum dunia menurut filsafat?
Menurut filsafat, dunia
mempunyai dua hukum, yaitu hukum identitas dan hukum bukan identitas (hukum
kontradiksi). Hukum identitas akan termakan oleh hukum kontradiksi jika dia sensitif
terhadap ruang dan waktu. Contoh, 2 + 3 =5 akan menjadi benar jika terbebas
dari ruang dan waktu. Ruang adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Secara
filsafat 2 = 2 akan terjadi kontradiksi, karena tidak ada segala sesuatu yang dapat
menempati waktu dan ruang dalam waktu dan ruang yang sama. Tidak adalah segala
sesuatu yang sama dengan namanya sendiri, kecuali Allah SWT yang sama dengan
nama-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar