Kamis, 10 Oktober 2013

Refleksi 3, Filsafat Ilmu


REFILSEP III

Bisakah kita mengetahui filsafat seseorang itu seperti apa?
Tidak ada seorang filsuf yang mengaku bahwa dirinya filsuf. Contohnya Immanuel Kant adalah seorang rasionalism, empirisism, transcendentalism, dan seterusnya, tergantung pada karya-karyanya. Rene Descartes bisa seorang rasionalism karena mengandalkan rasio, tetapi juga seorang sceptisism karena memperoleh pengetahuan melalui keragu-raguan, dan seterusnya. Tidaklah seorang di dunia ini yang mengaku bahwa ia telah menguasai filsafat.

Bagaimana peran filsafat terhadap ilmu yang lainnya?
Semua yang ada dan yang mungkin ada pasti mempunyai hakekatnya sendiri-sendiri. Sehingga setiap ilmupun pasti mempunyai hubungan dengan filsafat.

Mengapa matematika bukan ilmu?
Menurut Immanuel Kant, ilmu terdiri dari dua hal, yaitu logika dan pengalaman. Keduanya saling bersinergi dan saling menyokong. Pikiran harus disertai dengan pengalaman, dan pengalaman harus disertai dengan pemikiran. Dalam matematika, kebanyakan hanya berpikir saja, tanpa melakukan banyak pengalaman. Sehingga matematika itu barulah separuh ilmu. Ilmu yang kokoh atau ilmu yang seutuhnya adalah yang menggunakan logika dan pengalaman dalam memperoleh ilmu tersebut. Berfilsafat adalah kemampuan menjelaskan, menerangkang, berpikir logika dalam menjelaskan pengalaman. Berfilsafat itu melihat secara keseluruhan, mengambil satu titik yang mewakili keseluruhannya menggunakan metode reduksionisme.

Apakah kita bisa mengukur kemampuan berfilsafat?
Berfilsafat sesuai dengan dimensinya.  Setiap dimensi mempunyai bahasanya masing-masing. Berfilsafat itu sangat halus dan sangat lembut. Seseorang tak bisa diukur filsafatnya, tak ada yang mampu mengetahui bahwa ia telah memahami filsafat.

Diperoleh dari mana istilah-istilah dalam filsafat?
Istilah-istilah dalam filsafat diperoleh dari semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Belajar filsafat adalah sopan dan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada. Sopan dan santun bisa diraih dengan mengerti dan memahami apa yang kita pelajari. Membacalah, karena dengan membaca kita telah mengadakan yang mungkin ada. Dalam menuntut ilmu, kenakanlah substansi dalam berfilsafat.

Apakah hukum dunia menurut filsafat?
Menurut filsafat, dunia mempunyai dua hukum, yaitu hukum identitas dan hukum bukan identitas (hukum kontradiksi). Hukum identitas akan termakan oleh hukum kontradiksi jika dia sensitif terhadap ruang dan waktu. Contoh, 2 + 3 =5 akan menjadi benar jika terbebas dari ruang dan waktu. Ruang adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Secara filsafat 2 = 2 akan terjadi kontradiksi, karena tidak ada segala sesuatu yang dapat menempati waktu dan ruang dalam waktu dan ruang yang sama. Tidak adalah segala sesuatu yang sama dengan namanya sendiri, kecuali Allah SWT yang sama dengan nama-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar