Jumat, 08 November 2013

Refleksi 5, Filsafat Ilmu

REFILSEP V

Bagaimana agar dapat mengaturnya dan mengambil alih kembali filsafat keraguan dalam kehidupan yang telah meraja lela.
Filsafat adalah olah pikir. Olah pikir memang disarankan untuk keragu-raguan, namun jangan merasa ragu di dalam hati. Jadikanlah hati sebagai komandan dari pikiran. Intensifkan spiritual dalam menggapai hati yang tidak ada keragu-raguan. Jika ada keraguan dalam hati, maka itulah godaan syaitan.

Bagaimana para filsuf menyampaikan filsafatnya, sehingga para filsuf terkenal sampai sekarang.
Para filsuf tidak pernah memikirkan bahwa ia sedang berfilsafat. Seperti Socrates yang mencari kebenaran, apa yang dipikirkan oleh Socrates adalah metodologi filsafat, yaitu dengan terus mengajukan pertanyaan hingga yang ditanya tak bisa menjawab. Immanuel Kant sekedar mencari kebenaran. Kaum empiris tokohnya David Hume, kaum rasional tokohnya Rene Descartes. Para filsuf menyampaikan filsafat mereka dengan cara menulis, sehingga kita bisa mengenal mereka melalui tulisan-tulisannya.

Bagaimana cara filsuf menyebarkan filsafat mereka.
Para filsuf menyebarkan filsafat mereka dengan cara berkarya. Dari tulisan-tulisan mereka yang mampu mengubah pola pikir manusia sehingga mereka menjadi terkenal sampai sekarang, karena mereka mampu menangkap berbagai fenomena dan menuangkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang kemudian dibaca oleh banyak orang.

Sebagai dosen atau guru, filsafat apa yang sebaiknya dipilih.
Sebagai pemula, belum bisa dikatakan memilih, sama saja dengan orang yang belum pernah pergi kemana-mana, tidak tahu harus menggunakan kendaran apa. Syarat untuk bisa memilih adalah kenal, punya pengetahuan dan mampu. Sebagai guru atau dosen, bukan alirannya yang penting, tetapi adalah implikasi-implikasi yang bermanfaat. Jikalau kemudian seseorang telah profesional dan mampu mempelajari fikiran filsafat, maka sudah bisa memilih arah dan aliran filsafatnya.

Fisafat terus berkembang sampai sekarang, bagaimana filsafat dapat mendominasi kehidupan manusia.
Immanuel Kant adalah filsuf paling lengkap aliran filsafatnya. Jika kita membahas tentang filsuf Socrates, maka pasti kita akan bertemu dengan filsuf Immanuel Kant. Jika kita membahas tentang Plato, maka kita akan membahas juga tentang Socrates. Itulah filsafat yang lebih cair dari pada air, dan lebih menguap dari pada uap. Itulah cepatnya filsafat, apalagi Sang Pencipta yang menciptakan manusia yang mampu untuk berfilsafat.

Bagaimana cara mentranformasikan atau menyampaikan ilmu filsafat yang tepat agar tidak dianggap egois dan sesuai dengan wadahnya.
Filsafat itu tidak disampaikan, tetapi filsafat itu kita sendiri yang membangunnya dengan cara banyak membaca. Jika fikiran kita masih dalam hal meminta, maka kita belum bisa keluar oleh bayang-bayang idola, sehingga kita belum dapat sampai pada suatu hakekat.

Apa ada hubungan antara berfikir filsafat dengan aliran liberal.
Liberalisme adalah aliran politik, termasuk pada fundamentalisme juga termasuk di dalamnya. Politikus di Indonesia, ada yang mengatakan dan tidak ada yang membetulkan. Ia mengatakan bahwa demokrasi kita adalah liberal, maka secara substansi ia telah kehilangan makna pancasila. Dalam implementasinya, demokrrasi pancasila kita masih sulit ditemukan di Indonesia.

Kita bisa mengetahui tanpa menghafal, tetapi kita juga dengan mudah melupakannya.
Meurut filsuf Browner, hakekat ilmu adalah intuisi. Dalam intuisi dikenal intuisi ganda. Manusia mampu beraktivitas dan bekerja dikarenakan manusia mempunyai intuisi ganda. Hal-hal biasa dalam kehidupan kita sebaiknya diusahakan sendiri dengan menggunakan intuisi keruangan dan intuisi waktu yang kita miliki tanpa menggunakan alat ataupun kecanggihan teknologi.

Bagaimana seharusnya kita bisa menyikapi aliran para filsuf.
Kita tidak akan mampu menyikapi berbagai aliran para filsuf jika kita belum mengetahui aliran-aliran filsafat tersebut. Aliran para filsuf juga berhubungan satu sama lain. Jangankan menyikapi aliran para filsuf, yang ada dan yang mungkin ada juga berhubungan.

Di dalam filsafat memerlukan pikiran filsuf terdahulu, bagaimana dengan pikiran dari filsuf yang baru.
Permenides berpendapat bahwa hakekat ilmu adalah tetap, namun kemudian ditentang oleh Heraclitos bahwa hakekat ilmu adalah berubah. Yang tetap adalah pikiran kita tentang ilmu, dan yang tetap adalah manusia sebagai ciptaan Tuhan. Yang berubah adalah empiris yang juga berupa pengalaman. Hidup ini mempunyai modus, dan modus itulah yang mewadahi sikap dan perilaku kita sebagai manusia. Itulah sebabnya mengapa hidup itu membutuhkan kanopi. Tidak perlu manusia mengungkap aib ataupun keburukannya sendiri.

Mengapa sulit sekali menghilangkan kesombongan.
Kesombongan itu tergantung pada wadahnya. Ada kesombongan yang baik, namun ada juga kesombongan yang buruk. Jadi diperlukan pemahaman yang sangat luas disertai hati yang bersih untuk mampu menempatkan kesombongannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar