Refleksi Pertemuan 1
Salah satu sifat yang mengikuti sifat manusia adalah fatal dan vital. Manusia yang memilih untuk berfikir sehingga selalu tercipta perubahan, sedangkan hal yang sudah terpilih menjadi sebuah takdir. Prof. Marsigit menjelaskan esensial dari filsafat, yaitu sebenar-benarnya belajar filsafat adalah muncul pertanyaan di dalam pikiran, namun perlu digarisbawahi bahwa kebingungan itu letaknya di pikiran, dan bukan di hati.
Di awali dengan pertanyaan apakah perlu mempelajari filsafat?, maka sebaiknya melihat pada tujuan dari belajar filsafat adalah untuk menjadi saksi kehidupan manusia dan jalannya yang tidak sempurna dalam kesempurnaan, serta manusia yang sempurna dalam ketidaksempurnaan. Fakta ini menjadikan manusia untuk selalu hidup dan bergerak untuk melaksanakan ikhtiar dalam mencari kebaikan karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa, sang Kuasa Prima.
Sebaik-baiknya orang pintar adalah yang mengerti ruang dan waktu. Oleh karena itu, sangat perlu kita memperhatikan ruang dan waktu sebelum mengambil Tindakan ataupun perkataan. Kesempurnaan manusia dalam ketidaksempurnaannya, dan manusia itu tidak sempurna dalam kesempurnaan. Awal dari segala macam sifat pada manusia adalah fatal dan vital. Kehidupan manusia terdiri dari unsur fatal dan vital. Fatal itu terpilih, dan terpilih itu takdir, sedangkan vital itu memilih, dan memilih itu ikhtiar. Fatal itu tetap, sedangkan vital itu berubah.
Dari sinilah muncul metafisik, metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat mendahului sifat, dan sifat mengikuti sifat, sehingga manusia itu memiliki banyak sekali sifat. Sifat itu bisa bersifat tetap dan berubah. Sifat dari tetap adalah Idealism, sedangkan sifat dari berubah adalah realism. Dalam absolutism itu ada Spiritualism, dan dalam materialism itu ada realism. Yang tetap itu logicism, dan yang berubah itu hukum alam. Yang tetap itu coherentism, dan yang berubah itu correspondentialism. Dalam ranah fatal, bersifat formal, normatif, sedangkan vital itu bersifat sintetik. Apriori itu paham walaupun belum melihat, sedangkan paham setelah melihat itu aposteriori, karena berdasarkan pada pengalaman. Karena pengalaman itulah, maka muncul yang Namanya empiricism. Oleh karena itu, yang tidak berasal dari pengalaman adalah rasionalisism.
Sebenar-benarnya mempelajari filsafat itu adalah mempelajari juga terkait tokoh-tokoh filsafat. Salah satu tokoh filsafat yang memahami bahwa segala sesuatu itu tetap adalah Permenides dan salah satu tokoh filsafat yang mempelajari bahwa segala sesuatu itu berubah adalah Heracritos. Oleh karena semua berubah, maka aku tak mampu menunjuk diriku sendiri, karena aku pun berubah. Hukum ketetapan adalah A sama dengan A, yang merupakan hukum identitas yang bersifat tautologis, sedangkan hukum perubahan adalah A tidak sama dengan A, yang disebut hukum kontradiksi yang bersifat novelty.
Prof. Marsigit membagi media papan tulis menjadi dua bagian secara horizontal untuk menjelaskan keseimbangan antara fatal dan vital. Singkatnya, hal yang menarik untuk dijelaskan yaitu penjelasan logika dan hukum alam. Logika yang menghasilkan coherentism dan berhilir pada pemikiran yang konsisten. Sedangkan hukum alam menghasilkan correspondentialism dan berhilir pada pemikiran yang persepsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar